Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

7/recent/ticker-posts

ELI SAHRONI KING BADAK SANG PENGENDALI KEGELAPAN, MENEMPA MENTAL BAJA DARI DERITA DAN PERJUANGAN

LEBAK - zonabantennews.my.id

Dalam dunia yang makin kabur antara kebenaran dan kepentingan, nama H. Eli Sahroni, atau yang dijuluki King Badak, muncul bukan sebagai politisi, melainkan sebagai pengendali kegelapan batin manusia --- seorang pemimpin pergerakan yang menempuh jalan sunyi membangun mental baja dan kesadaran sejati, 7/10/2025.

Lewat filosofi perjuangannya yang dituangkan dalam karya dan gerakan bertajuk "Cara Menjadi Pribadi Bermental Baja", Eli Sahroni menegaskan bahwa kekuatan sejati bukan datang dari kekuasaan, tapi dari kemampuan menguasai diri dalam gelapnya ujian hidup.

Eli Sahroni ditempa bukan di ruang nyaman, melainkan di pusaran perlawanan sosial sejak era reformasi. 

Sebagai jurnalis dan aktivis, ia belajar bahwa pergerakan sejati bukan tentang siapa yang paling keras berteriak, tapi siapa yang paling tahan dalam diam.

"Gelap itu bukan untuk ditakuti, tapi dikendalikan. Karena dalam gelap, manusia diuji apakah ia menyerah atau menyalakan cahaya," tutur Eli dalam salah satu sesi motivasi internal Badak Banten Perjuangan.

Pandangan ini menjadikan dirinya lebih dari sekadar tokoh ormas --- ia adalah perancang strategi kesadaran, yang mengajarkan bahwa mental baja lahir dari luka, disiplin, dan keberanian melawan diri sendiri.

Sang Pengendali Kegelapan, julukan "Sang Pengendali Kegelapan" bukan tanpa makna.

Eli dikenal mampu mengubah kemarahan, kegelisahan, dan rasa tidak berdaya masyarakat menjadi energi perubahan yang konstruktif.

Ia memandang kegelapan sebagai guru, bukan musuh.

Kegelapan itu hadir untuk menguji arah dan keyakinan kita. Kalau kita panik, kita hilang. Tapi kalau kita fokus, kita akan menemukan cahaya di dalam diri sendiri," ujarnya tegas.


Mental Baja: Konsep, Bukan Slogan

Buku dan materi pelatihan yang diangkat dari filosofi "Pribadi Bermental Baja" bukan sekadar motivasi ringan.

Eli membangun sistem berpikir berbasis strategi dan taktik hidup - bagaimana seseorang bisa tetap jernih dalam tekanan, tetap tenang di tengah badai, dan tetap berani ketika semua orang takut. 

Ia menyebut tiga kunci utama pembentukan pribadi tangguh:

Disiplin batin - mengendalikan emosi,bukan menekanya. 

Ketekunan strategi - bertindak dengan arah, bukan sekadar reaksi.

"Kegelapan itu hadir untuk menguji arah dan keyakinan kita. Kalau kita panik, kita hilang. Tapi kalau kita fokus, kita akan menemukan cahaya di dalam diri sendiri," ujarnya tegas.

Mental Baja: Konsep, Bukan Slogan

Buku dan materi pelatihan yang diangkat dari filosofi "Pribadi Bermental Baja" bukan sekadar motivasi ringan.

Eli membangun sistem berpikir berbasis strategi dan taktik hidup --- bagaimana seseorang bisa tetap jernih dalam tekanan, tetap tenang di tengah badai, dan tetap berani ketika semua orang takut.

Ia menyebut tiga kunci utama pembentukan pribadi tangguh:

Disiplin batin -- mengendalikan emosi, bukan menekannya.

Ketekunan strategi, bertindak dengan arah, bukan sekadar reaksi.

Keberanian moral : melangkah tanpa pamrih, meski tanpa tepuk tangan.

"Baja ditempa bukan di taman bunga, tapi di api. Begitu juga jiwa manusia," katanya.

Dari Pergerakan ke Pencerahan

Sebagai Ketua Umum Ormas Badak Banten Perjuangan, Eli Sahroni membawa ormas itu melampaui aktivitas advokasi. 

Ia menjadikannya laboratorium kehidupan --- tempat rakyat belajar berpikir, berani, dan berdiri tegak tanpa harus tunduk pada sistem yang menindas.

Baginya, pergerakan adalah ilmu hidup, bukan kendaraan politik.

"Gerakan tanpa konsep hanya riuh, tapi tak berjejak, gerakan dengan strategi, itulah jalan menuju perubahan," ujarnya.


Filosofi King Badak:

Simbol King Badak yang melekat padanya menggambarkan kekuatan yang tidak mudah diguncang --- keras di luar, tapi sadar dan berprinsip di dalam.

Ia percaya bahwa setiap manusia memiliki sisi "baja" yang bisa ditempa jika berani menghadapi kegelapan dirinya sendiri.

"Kita semua punya kegelapan. Bedanya, ada yang dikendalikan olehnya, dan ada yang mengendalikannya. Saya memilih yang kedua," tegas Eli.

Epilog: Cahaya di Tengah Gelap

Kini, ketika banyak orang mencari jalan instan menuju kekuasaan, H. Eli Sahroni justru memilih jalan sunyi: membangun kesadaran, menulis strategi, dan menyalakan cahaya dalam kegelapan.

Ia bukan politisi, tapi arsitek keteguhan, ia bukan pencari jabatan, tapi penempa kesadaran. 

(Red) 

Posting Komentar

0 Komentar