Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

7/recent/ticker-posts

Eli Sahroni King Badak: Sang Pengendali Kegelapan Dari Pena Perlawanan ke Gerakan Strategis, Membangun Kesadaran Baru Rakyat Banten

Lebak - zonabantennews.my.id

Bagi H. Eli Sahroni, pergerakan bukan sekadar teriak di jalanan atau duduk di kursi kekuasaan. Bagi pria yang dijuluki “King Badak” itu, pergerakan adalah ilmu, strategi, dan taktik — sebuah jalan panjang yang membutuhkan konsep, kesadaran, serta keberanian untuk berpihak.

“Pergerakan itu bukan tentang politik praktis. Tapi tentang bagaimana kita membangunkan kesadaran rakyat agar berdaulat secara ekonomi, sosial, dan moral,” kata Eli Sahroni kepada media di Rangkasbitung. 

Eli bukan tokoh baru di dunia sosial, Ia ditempa pada masa paling genting sejarah bangsa — krisis moneter dan kejatuhan rezim Soeharto tahun 1998, saat itu, ia adalah jurnalis muda di koran nasional Sentana, yang menulis dengan tajam dan tanpa kompromi terhadap praktik korupsi dan ketimpangan sosial.

“Jurnalistik mengajarkan saya membaca gejala zaman. Di situ saya belajar bahwa perlawanan tanpa arah dan konsep hanya akan menjadi riuh tanpa hasil,” ujarnya. 

Dari ruang redaksi dan jalanan itulah, kesadaran strategis Eli terbentuk — bahwa setiap perubahan harus berakar pada pemahaman, bukan sekadar semangat.

Dari Jurnalis ke Arsitek Pergerakan

Setelah menutup lembaran panjangnya di dunia pers, Eli menempuh jalan baru: membangun gerakan sosial dengan pendekatan strategis dan sistematis.

Sebagai Ketua Umum Ormas Badak Banten Perjuangan, ia membangun model pergerakan yang memadukan analisis, aksi, dan advokasi -dengan basis masyarakat kecil.

“Kami tidak bergerak spontan, semua harus berdasarkan kajian, strategi dan taktik, gerakan tanpa konsep hanya akan lelah sendiri, gerakan tidak menggunakan taktik dan strategi hanya sia- sia", tegasnya.

Melalui ormas yang dipimpinnya, Eli Sahroni menerapkan pendekatan lapangan berbasis data dan konsep: mengidentifikasi masalah masyarakat, merumuskan langkah sistematis, dan mendorong aksi kolektif yang berdampak.

Gerakan dengan Konsep, Bukan Kepentingan

Eli Sahroni menegaskan, gerakan yang ia bangun bukan kendaraan politik, melainkan wadah pendidikan sosial dan pembentukan kesadaran kritis masyarakat.

“Saya tidak tertarik jadi calon kepala daerah. Karena kalau perjuangan hanya diukur dari jabatan, itu bukan gerakan — itu ambisi.

Gerakan sejati adalah tentang konsep, nilai, dan kesetiaan terhadap perubahan yang nyata,” katanya tegas.

Ia mengibaratkan pergerakan seperti pertempuran strategi: ada taktik, ada arah, dan ada waktu yang tepat untuk menyerang kemapanan yang menindas rakyat.

Ketua Umum Ormas Badak Banten Perjuangan dari Pena ke Strategis bukan dengan tinta, tapi dengan gerakan, bukan untuk jabatan, tapi untuk kesadaran.

“Saya tidak bergerak untuk politik, tapi untuk sistem berpikir rakyat. Kalau rakyat sadar, perubahan akan datang dengan sendirinya, tanpa harus menunggu pemimpin,” tutupnyaMembangun Konsep, Membangunkan Rakyat. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Eli bersama Badak Banten Perjuangan telah mengembangkan sejumlah program strategis — mulai dari bedah rumah untuk warga miskin, program ekonomi mandiri, hingga pendidikan diniyah dan literasi sosial.

Baginya, itu bukan kegiatan seremonial, melainkan eksperimen lapangan untuk membangun model pergerakan konseptual yang bisa direplikasi oleh masyarakat.

“Pergerakan harus punya basis ilmiah. Kalau tidak, kita hanya jadi reaksi sesaat, bukan perubahan jangka panjang,” ujarnya.

 King Badak: Filosofi Keteguhan dengan nada tegas dan tenang.

Julukan “King Badak” bukan sekadar simbol kekuatan. Ia mencerminkan keteguhan, daya tahan, dan keberanian melawan arus.

Eli menggunakan simbol itu sebagai spirit moral: kuat di tekanan, tenang dalam badai, dan fokus pada arah perjuangan.

“Badak itu tidak menyerang duluan, tapi kalau dilawan, dia tidak mundur. Begitu juga pergerakan ini — tidak mencari musuh, tapi tidak akan tunduk pada ketidakadilan,” kata King Badak sang pengendali kegelapan. 

(Red) 

Posting Komentar

0 Komentar